0
DIFUSI & LARUTAN
Difusi merupakan suatu peristiwa akibat gerak termal. Gerak termal adalah energi kinetic intrinsic yang dimiliki molekul. Pada difusi dalam ketiadaan gaya-gaya lain, suatu substansi akan berdifusi dari tempat yang konsentrasinya tinggi ke tempat yang konsentrasinya lebih rendah. Setiap substansi akan berdifusi menuruni gradient konsentrasinya. Peristiwa difusi desebut transport pasif, karena sel tidak harus mengeluarkan energi. Gradien konsentrasi itu sendiri merupakan energi potensial yang mengarahkan difusi.
Larutan hipertonik adalah larutan dengan konsentrasi zat terlarut yang lebih tinggi. Sedangkan larutan dengan zat terlarut lebih rendah disebut hipotonik. Larutan dengan konsentrasi zat terlarut yang sama disebut isotonik. Difusi air melintasi membran permeable selektif merupakan suatu peristiwa osmosis. Air berdifusi melewati membran dari larutan hipotonik ke larutan hipertonik.
Sebagian protein transport dapat memindahkan zat terlarut melawan gradient konsentrasinya melintasi membrane plasma dari satu sisi yang konsentrasi zat terlarutnya kurang ke sisi yang konsentrasi zat terlarutnya lebih tinggi. Proses ini memerlukan energy dan disebut transport aktif.
Kerja transport aktif dilakukan oleh protein spesifik yang tertanam dalam membran. ATP menyediakan energy untuk sebagian besar transport aktif. ATP mentransfer gugus fosfat terminalnya langsung ke protein transport. Hal ini menyebabkan protein mengubah konformasinya agar bisa mentranslokasikan suatu zat terlarut yang terikat pada protein ini melintasi membran.
MEKANISME
TRANSPOR ZAT MELALUI MEMBRAN
Dari
penjelasan di depan Anda telah mengetahui bahwa sel merupakan penyusun jaringan
tumbuhan dan hewan. Segala aktivitas terjadi dalam sel, sehingga fungsi
jaringan pun dapat dilakukan dengan baik. Tentunya di sini ada hubungan antara
sel satu dengan yang lain, terutama dalam hal transpor zat-zat untuk
proses metabolisme tumbuhan. Zat-zat tersebut keluar masuk sel dengan melewati
membran sel. Cara zat melewati membran sel melalui beberapa mekanisme
berikut.
1.
Transpor Pasif
Transpor
pasif merupakan perpindahan zat yang tidak memerlukan energi. Perpindahan zat
ini terjadi karena perbedaan konsentrasi antara zat atau larutan. Transpor
pasif melalui peristiwa difusi, osmosis, dan difusi terbantu.
a.
Difusi
Proses
ini merupakan perpindahan molekul larutan berkonsentrasi tinggi menuju
larutan berkonsentrasi rendah tanpa melalui selaput membran.
Gambar 1.14
menunjukkan
proses terjadinya difusi. Pada permulaan percobaan semula molekul glukosa ada
di bagian A.
Setelah
beberapa saat, proses difusi menyebabkan konsentrasi glukosa di A turun dan di
B naik dengan kecepatan yang sama. Setelah 3 jam, konsentrasi pada kedua
ruang tersebut sama dan keseimbangan akan tercapai. Difusi pada membran
sel (selaput plasma) dapat terlihat pada Gambar 1.15!
Proses
difusi sering terjadi pada tubuh kita. Tanpa kita sadari, tubuh kita selalu
melakukan proses ini, yaitu pada saat kita menghirup udara. Ketika
menghirup udara, di dalam tubuh akan terjadi pertukaran gas antarsel melalui
proses difusi. Contoh lain proses difusi adalah saat kita membuat minuman
sirup. Sirup yang kita larutkan dengan air akan bergerak dari larutan yang
konsentrasinya tinggi ke larutan yang konsentrasinya rendah. Pada masing-masing
zat, kecepatan difusi berbeda-beda. Untuk contoh kasus yang dijelaskan, yaitu
antara sirup dan gas, maka kecepatan difusi sirup lebih besar pada gas.
Berdasarkan hal itu coba Anda cari lagi contoh proses difusi lain yang pernah
Anda ketahui!
b.
Osmosis
Untuk
memahami tentang osmosis, perhatikan Gambar 1.16! Gambar 1.16 menunjukkan
proses osmosis. Air akan berpindah dari A menuju B melalui membran semi
permeabel sehingga diperoleh hasil larutan isotonis, yaitu konsentrasi air sama
untuk dua larutan antara A dan B, walaupun hasil akhirnya nanti volume
antara A dan B berbeda. Setelah terjadi osmosis, maka gambar prosesnya menjadi
seperti berikut.
Dari
ilustrasi itu dapat disimpulkan bahwa osmosis adalah proses perpindahan
air dari zat yang berkonsentrasi rendah (hipotonis) ke larutan yang
berkonsentrasi tinggi (hipertonis) melalui membran semipermeabel, sehingga
didapatkan larutan yang berkonsentrasi seimbang (isotonis). Peristiwa
osmosis dapat kita temukan dalam kehidupan sehari-hari antara lain pada
penyerapan air melalui bulu-bulu akar, dan mengerutnya sel darah merah
yang dimasukkan ke dalam larutan hipertonis.
c.
Difusi Terbantu
Proses
difusi terbantu difasilitasi oleh suatu protein. Difusi terbantu sangat
tergantung pada suatu mekanisme transpor dari membran sel. Difusi terbantu
dapat ditemui pada kehidupan sehari-hari, misalnya pada
bakteri Escherichia coli yang diletakkan pada media laktosa. Membran sel
bakteri tersebut bersifat impermeabel sehingga tidak dapat dilalui oleh
laktosa. Setelah beberapa menit kemudian bakteri akan membentuk enzim
dari dalam sel yang disebut permease, yang merupakan suatu protein sel.
Enzim permease inilah yang akan membuatkan jalan bagi laktosa sehingga
laktosa ini dapat masuk melalui membran sel.
2.
Transpor Aktif
Transpor
aktif merupakan transpor partikel-partikel melalui membran semipermeabel
yang bergerak melawan gradien konsentrasi yang memerlukan energi dalam
bentuk ATP. Transpor aktif berjalan dari larutan yang memiliki konsentrasi
rendah ke larutan yang memiliki konsentrasi tinggi, sehingga dapat
tercapai keseimbangan di dalam sel. Adanya muatan listrik di dalam dan
luar sel dapat mempengaruhi proses ini, misalnya ion K+, Na+dan Cl+.
Peristiwa transpor aktif dapat Anda lihat pada peristiwa masuknya glukosa
ke dalam sel melewati membran plasma dengan menggunakan energi yang
berasal dari ATP. Contoh lain terjadi pada darah di dalam tubuh kita,
yaitu pengangkutan ion kalium (K) dan natrium (Na) yang terjadi antara sel
darah merah dan cairan ekstrasel (plasma darah). Kadar ion kalium pada
sitoplasma sel darah merah tiga puluh kali lebih besar daripada cairan
plasma darah. Tetapi kadar ion natrium plasma darah sebelas kali lebih
besar daripada di dalam sel darah merah. Adanya pengangkutan ion
bertujuan agar dapat tercapai keseimbangan kadar ion di dalam sel.
Mekanisme transpor ion ini dapat terlihat pada Gambar 1.17 berikut.
Peristiwa
transpor aktif dibedakan menjadi dua, yaitu endositosis dan eksositosis.
a.
Endositosis
Endositosis
merupakan peristiwa pembentukan kantong membran sel. Endositosis terjadi karena
ada transfer larutan atau partikel ke dalam sel. Peristiwa endositosis
dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
1)
Pinositosis
Pinositosis
merupakan peristiwa masuknya sejumlah kecil medium kultur dengan membentuk
lekukan-lekukan membran sel. Peristiwa ini dapat terjadi bila konsentrasi
protein dan ion tertentu pada medium sekeliling sel sesuai dengan
konsentrasi di dalam sel. Proses pinositosis dapat diamati
dengan mikroskop elektron. Sel-sel yang melakukan proses pinositosis
ini antara lain sel darah putih, epitel usus, makrofag hati, dan
lain-lain. Tahapan proses pinotosis adalah sebagai berikut.
Keterangan
gambar:
1.
Molekul-molekul medium kultur mendekati membran sitoplasma.
2.
Molekul-molekul mulai melekat (menempel) pada plasma, hal ini
terjadi karena adanya konsentrasi yang sesuai antara protein dan ion
tertentu pada medium sekeliling sel dengan di dalam sel.
3.
Mulai terbentuk invaginasi pada membran sitoplasma.
4.
Invaginasi semakin ke dalam sitoplasma.
5.
Terbentuk kantong dalam sitoplasma dan saluran pinositik.
6.
Kantong mulai lepas dari membran plasma dan membentuk
gelembunggelembung kantong.
7.
Gelembung-gelembung kantong mulai mempersiapkan diri untuk melakukan
fragmentasi.
8.
Gelembung pecah menjadi gelembung yang lebih kecil.
2)
Fagositosis
Fagositosis
merupakan peristiwa yang sama seperti pada pinositosis tetapi terjadi pada
benda padat yang ukurannya lebih besar. Fagositosis dapat diamati dengan
mikroskop misalnya yang terjadi pada Amoeba.Keterangan gambar:
1.
Sebuah sel Amoeba mendekati sel Paramaecium.
2.
Amoeba membentuk kaki semu (pseudopodia) dan semakin
mendekati Paramaecium.
3.
Amoeba mengurung sel Paramaecium dengan kaki semu dan memasukkannya ke
dalam vakuola makanan.
4.
Lisosom pada Amoeba mulai bergabung (fusi) dengan vakuola makanan untuk
mengeluarkan enzim pencernaan.
b.
Eksositosis
Eksositosis
adalah proses keluarnya suatu zat ke luar sel. Proses ini dapat Anda lihat
pada proses kimia yang terjadi dalam tubuh kita, misalnya
proses pengeluaran hormon tertentu. Semua proses sekresi dalam tubuh
merupakan proses eksositosis. Sel-sel yang mengeluarkan protein akan
berkumpul di dalam badan golgi. Kantong yang berisi protein akan bergerak
ke arah permukaan sel untuk mengosongkan isinya.
Tahap-tahap
fagositosis dapat terlihat pada Gambar 1.19!
Posting Komentar
GOOD MEDICAL STUDENT NOW
GOOD MEDICAL DOCTOR TOMORROW